Sumenep Kota Keris Yang Tidak Lagi Berpamor

Sumenep-, Sejak dinyatakan sebagai satu-satunya kota keris di dunia oleh The United Nations Educational Scientists and Cultural Organisation (UNESCO), hingga saat ini Kabupaten Sumenep dirasa masih belum cukup layak menyandang penobatan tersebut.

Sebelumnya, sekitar 2012-2013, UNESCO sudah mendeklarasikan pernyataannya tersebut dimuka publik dunia, tentunya hal yang paling mendasarinya adalah kuantitas empu keris Sumenep yang tergolong banyak dari kota manapun diseluruh belahan dunia.

” itu momen yang fenomenal dan unik, ini dunia loh yang mengakuinya, gak bisq kalau penggarapanya hanya berputar ditatanan sermonial saja, kami sudah meneliti kondisi kota keris Sumenep, faktanya para empunya tidak terurus dengan baik, dan muncul beberapa oknum yang memonopolinya, sudahlah, nanti saja kalau untuk cari keuntungan pribadi, jangan main uang kecil, tapi mari menciptqkan Keris Sumenep benar-benar menjadi daya taris wisman “, jelas Umar Sadikin, Praktisi Keris Indonesia.

Umar Sadikin juga menambahkan bahwa sejak dinyatakan sebagai kota keris, Sumenep telah berproses cukup signifikan awalnya, namun hingga saat ini ternyata menurutnya seakan mengalami kemunduran, sehingga budaya keris di kota keris terkesan diperlakukan asal-asalan dan jauh dari istilah ekslusif, dimana pusaka keris secara sejarah merupakan simbol yang diistimewakan oleh para pendahulu kita.

Baca :   Penggemar Kain Tenun di Indonesia Harus Berkunjung ke Beberapa Desa ini.

” Sumenep sebagai kota keris, hari ini sangat banyak mengalami kemunduran, awalnya prosesnya cukup signifikan, para pemerhati dan organisasi perkerisan Nasional bahkan turut mendukungnya, tapi setelah itu para empu nasibnya diabaikan lagi “, singgung Umar Sadikin.

Dalam penelitiannya, Umar Sadikin mengetahui adanya beberapa ikonik keris di Kota Keris Sumenep yang saat ini terpampang, namun pada akhirnya menurutnya tidak hanya sebatas itu, gerakan akar rumput perkerisan Sumenep lah yang harus distabilkan terlebih dahulu, khususnyq dibidang regulasi dan kelangsungan para pelaku keris Sumenep itu sendiri.

” kalau seperti ini kan hanya sekedar seremonial saja, padahal stigma pusaka keris itu eklusif, sakral dan berkharismatik, dan para empu itu harus dipikirkan tentang bagaimana cara regenarasinya, yaitu tentang bagaimana keris terus dilestarikan, baik secara budaya maupun secara ekonomi, Sumenep sekarang sudah tahun keberapa sejak dinyatakan sebagai Kota Keris Dunia, semoga ada perubahan positif kedepannya “, terangnya.(Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *