Sumenep-, Dianggap tidak sehat, begitulah gambaran kondisi BUMD bongsor secara permodalan, PT Wira Usaha Sumekar (WUS) Sumenep. Yang diketahui saham terbesarnya merupakan kepemilikan Pemkab Sumenep, dengan nilai 75,30% dan sisanya merupakan kepemilikan, PT MMI sebesar 24,20 persen, Perumda Sumekar sebesar 0,45 persen, dan Agus Suryawan sebesar 0,05 persen.
” WUS ini sangat mengkhawatirkan, dengan nilai saham yang ada saja masih belum berkembang, apalagi dengan penguasaan 99% saham Pemkab Sumenep, apakah tidak semakin parah kerugian negaranya tuh “, ungkap Anggota komisi II DPRD Sumenep, Juhari.
Juhari juga menjelaskan saat ini tengah dipersipkan Raperda penyertaan modal ke PT WUS, tapi pihaknya mengaku sangat khawatir, karena tidak hanya menjadi beban APBD saja, melainkan kerugian negara akan berkepanjangan dan semakin parah.
” melalui Pansus, Raperda penyertaan modal penuh akan mulai dibahas, dengan dinamikanya, tentunya diinternal akan memiliki pandangan yang berbeda “, terang Juhari.
Merespon persoalan tersebut, Ahmad Hasbullah, aktivis muda Sumenep, mengaku miris dengan kondisi PT WUS yang kian memburuk, akan tetapi menurutnya saat malah ngelunjak menuntut ‘hak’ yang sangat tinggi, yaitu dengan penyertaan modal penuh 99% dari APBD Kabupaten Sumenep.
” sangat tidak masuk akal jika perda penyertaan modal tersebut disetujui, karena unit bisnis mereka (PT WUS) buruk, dengan alasan selalu merugi, lalu sekarang malah mau ditambah asupan modalnya, pakai logika atau akal sehat deh, maksudnya yang masuk diakal gitu, bukan masuk yang diakal-akalin “, singgungnya.
Ahmad Hasbulllah juga menjelaskan bahwa ada kontruksi yang sengaja dibangun, dan terkesan, bahwa Raperda penyertaan modal 99% dari APBD untuk PT WUS, harus dilakukan, sedangkan publik Sumenep sudah mengetahui, bahwa ada luka besar di BUMD milik Kabupaten Sumenep ini beberapa waktu yang lalu.
” kami memantau perkembangan demi perkembangan, pastinya luka besar yang pernah menimpa PT WUS belum sembuh, kita lihat saja seperti apa kedepannya ” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT WUS, Zeinul Ubbaydi, membenarkan kondisi BUMD yang dikomandoinya, yang menurutnya pihaknya belum mampu memberikan dividen kepada pemilik saham.
” benar kami selalu merugi, contohnya ditahun 2024 kemarin, kami hanya mampu memiliki pendapatan sebesar 50 juta Rupiah, jangankan untuk memberikan dividen, untuk operasional saja, tidak cukup untuk membiayainya “, jelasnya.
Perlu diketahui, bisnis yang dijalankan oleh PT WUS selama ini, yaitu PI dan SPBU.