Ditengah Prahara BSPS & P3TGAI, Said Abdullah Bagikan 325 Sapi Kurban di Madura

Surabaya, 7 Juni 2025 Di tengah sorotan publik terhadap polemik pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dan Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI), Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, kembali membagikan hewan kurban menjelang Idul Adha 1446 H. Tahun ini, sebanyak 325 ekor sapi kurban disalurkan kepada masyarakat di empat kabupaten di Madura.

Aksi sosial ini menuai beragam respons publik. Di satu sisi, tak sedikit yang mengapresiasi langkah Said Abdullah dalam menyalurkan hewan kurban sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat. Namun, kritik tajam juga muncul dari sejumlah kalangan, terutama terkait timing dan makna yang dibawa dalam momentum tersebut.

Kita tengah mengobati borok yang harus sembuh di masa yang akan datang, akan tetapi ini ada yang seolah-olah berpesta, menyuguhkan kemewahan yang harusnya pintar,” sindir Baihaki, pengamat politik dari Jawa Timur.

Menurut Baihaki, semestinya momen Idul Adha dimaknai sebagai waktu untuk meningkatkan empati dan solidaritas, bukan ajang untuk menunjukkan antipati terhadap polemik yang sedang terjadi. Ia menilai bahwa kepedulian sosial sejatinya bukan sekadar seremoni publik yang dibalut pencitraan politik.

Baca :   PBB Sumenep Targetkan 1 Fraksi di 2029

Lebih jauh, Baihaki juga mengkritisi efektivitas program-program pemerintah pusat yang digelontorkan ke wilayah Madura. Ia mempertanyakan sejauh mana realisasi dan dampak dari dana APBN yang telah masuk ke empat kabupaten di Madura selama beberapa tahun terakhir.

Sudah berapa APBN digelontorkan ke Madura, tapi tetap saja empat kabupaten ini masih menyandang predikat daerah miskin. Jangan-jangan ini bukan masalah programnya, tapi SDM pelaksana atau kelompoknya saja yang bermasalah,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa kritik yang ia sampaikan bukan menentang kegiatan sosial seperti pembagian hewan kurban, tetapi sebagai bentuk keprihatinan terhadap praktik pencitraan politik yang menurutnya tidak berbanding lurus dengan realitas di lapangan.

Kritik ini perlu disampaikan agar masyarakat tidak terbuai simbol-simbol, tapi bisa melihat substansi. Program sosial itu penting, tapi lebih penting lagi bagaimana kita memperbaiki sistem dan sumber daya agar program pemerintah benar-benar menyentuh akar persoalan masyarakat,” pungkasnya.(Sal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *